== Welcome ==

This blog 's nothing but the author's thoughts and private life, composed into text.

WARNING

contains harsh words sometimes

Hi ^^

Please read the warning before proceed

This blog Contains:


35% Life rant
60% Fangirling
5% Getting upset and swearing

Well.. Life goes up and down, doesn't it? So be careful while reading the posts!

To Love the Imperfect (2)

Hari ini akhirnya aku dibolehkan masuk sekolah.
Untunglah aku berhasil naik ke kelas 3 SMA. Ini benar - benar keberuntungan..
Tapi yah.. aku juga nggak merasa diriku sebodoh itu.. haha keras kepala sekali.
Yah dengan titel berandalan yang ditinggalkan kawan - kawannya dan berhasil masuk kelas 3 dengan sangat memprihatinkan, aku tidak yakin ada yang mau berteman denganku.
Mungkin menoleh atau menyapa pun tidak.
Aku memandang ke seluruh kelas.
Aku tidak menyalahkan mereka sih, mungkin mereka hanya takut berurusan denganku.

Baiklah, mari cari tempat duduk sebelum kelas dimulai. Aku sudah bertekad akan mengikuti pelajaran dengan benar. Karena kegiatan sekolah telah berlangsung 2 minggu, sepertinya aku hanya akan dapat tempat duduk untuk anak - anak yang tidak dapat tempat..
Pastinya di pojok belakang.
Aku melangkahkan kakiku ke belakang.
Benar kan, di belakang ada tempat..

"Pagi"
Lagi - lagi suara ini mengembalikanku ke kenyataan
"Pagi ketua kelas Kogami. Eh kenapa kau duduk di pojok belakang? Bukannya tempat ketua kelas biasanya di tengah?"
"Ah begitu ya. Iya sih, tapi kalau dari sini aku bisa mengamati seluruh kelas dengan leluasa" katanya sambil melepas kacamatanya.
Rasanya ada sesuatu yang menggangguku saat melihatnya melepas kacamata..

Benar - benar ketua kelas yang peduli terhadap anggota kelasnya. Nggak heran dia terpilih untuk memegang jabatan ini.
Aku mengambil tempat kosong di sebelahnya
"Ini" ia menyodorkan kantong kertas padaku.
Kubuka tutupnya
"Copy catatan pelajaran saat kamu absen. Itu catatanku"
"Wah hebat! Terima kasih, ketua kelas!"
Ya, dia benar - benar orang yang sangat perhatian.
"Sama sama.Omong - omong, kamu nggak perlu memanggilku dengan sebutan ketua kelas, kepanjangan"
"Oh, oke.. Kogami.. kun?"
"Itu lebih baik" ia memakai kembali kacamatanya.

"Untunglah kamu cepat sembuh"
"Apanya?" gerutuku "3 bulan 2 minggu itu lama sekali! Aku sudah bosan hanya makan bubur dan sup rumah sakit. Nggak ada rasanya. Selain itu, kakiku nggak bisa kembali seperti semula kan?"
"Ya paling tidak, kalau kamu diperbolehkan keluar dari rumah sakit, berarti kamu sudah dianggap sehat"
Ding dong
Bunyi bel kedua tanda pelajaran dimulai membuat kami menyudahi pembicaraan dan kembali ke tempat masing - masing.

Hampir 3 minggu berlalu sejak masuk sekolah. Semuanya berjalan dengan baik, hanya saja ada beberapa gosip yang tersebar di kelas tentangku.
"Dia pasti menyuap pihak sekolah supaya bisa naik kelas. Berandalan itu kan nggak pernah belajar"
"Koneksi, koneksi"
"Apa dia masih jadi berandalan? Belum kapok juga?"
"Kayaknya sekarang ia mulai mendekati ketua kelas"
"Benar, benar! Pasti ia mau memanfaatkan ketua kelas untuk bisa lulus!"
"Atau mungkin dia malah mau beli soal ujian?"

Kadang ada beberapa yang bergosip dengan keras sampai - sampai kedengaran. Ya, aku sih tidak mempedulikannya. Aku sudah biasa merasa seperti ini. Lagipula, semua itu salah.
Aku tidak bermaksud mendekati ketua kelas sama sekali..

===

Bel pulang sekolah berbunyi. Oh sekolah sudah usai rupanya. Semua berjalan seperti biasa.
Dengan malas kulangkahkan kaki keluar kelas. Enaknya kemana?
Aku malas pulang
Aku hanya ingin mengitari sekolahku lebih lama.
Saat itu aku melihat keributan di pojokan dekat kamar mandi.

"Aduuh Yoshinooo kamu ini nggak gaul banget"
Aku melihat seorang teman sekelasku, Kyoko Yoshino, sedang dikelilingi oleh geng cewek dari kelasku.
"Kamu nggak pernah clubbing? Sedih amat sih? Karena nggak dibolehin orang tua?"
"Kalo nggak dibolehin jangan ngiri sama kita - kita dong"
Salah satu dari mereka memukul muka Yoshino yang kemudian mengerang kesakitan
"Iya! jangan sebar - sebarin foto kita dan gosip yang nggak jelas dong"
Yang lain menendang perut Yoshino dengan lututnya.
Yoshino jatuh sambil memegangi perutnya
"Berdiri! Berdiri!" Mereka semua menertawai Yoshino
Celaka, bully?!
Air mata mengalir dari mata Yoshino.

"Minggir" kataku sambil menghalangi mereka
"Berandalan nggak usah ikut - ikut!" kata mereka sambil memukulku.
Aku tidak bergerak.
"Tidaak! Mizuki san, jangan" seru Yoshino
"Biarkan aku, Yoshino san, kamu cepat pergilah"
Ya, tinggalkan aku saja. Aku sudah berhenti jadi berandalan.
Biarkan mereka puas memukuliku. Lagipula.. ini hanya pukulan sekumpulan cewek, bahkan aku tidak mengeluarkan darah setetes pun.
Aku pernah mengalami yang lebih parah dari ini
"Sudah hentikan! hentikan" Yoshino berdiri sekuat tenaga dan menghalangi mereka.
"Kenapa kamu terus mencampuri urusan kami sih!!" ujar salah satu dari mereka kesal sambil melayangkan tinju ke arah Yoshino.
"Jangaan! Yoshino!"

bersambung

No comments:

Post a Comment