== Welcome ==

This blog 's nothing but the author's thoughts and private life, composed into text.

WARNING

contains harsh words sometimes

Hi ^^

Please read the warning before proceed

This blog Contains:


35% Life rant
60% Fangirling
5% Getting upset and swearing

Well.. Life goes up and down, doesn't it? So be careful while reading the posts!

To Love the Imperfect (6) side C

===

Bunyi nyaring sirene waktu itu rasanya masih menggema di telingaku seakan terus menuduhku.
Kebisingan orang orang yang berkerumun, bunyi tandu yang diangkat dan diletakkan dalam ambulance hingga
Keheningan selama menunggu dan mengonfirmasi identitas korban serta perasan menyesakkan saat pemakaman
Doa dan nyanyian yang dikumandangkan, yang berangsur angsur memudar saat pemakaman berakhir.
Hari itu sama seperti hari ini, mendung
Namun tak turun hujan
Aku bertanya kenapa
Lebih baik hujan turun saja
Supaya air mataku tidak terlihat oleh siapapun

Selamat tinggal, adikku tersayang.

Padahal, kau juga satu - satunya di rumah ini yang dapat membuatku bebas dari tuntutan keluarga.

"Ayo pulang dan kita urus pendaftaran beasiswamu" kata ayahku 3 jam setelah pemakaman selesai.
"Apa? Tapi ayah, bukannya masih terlalu dini? Masih setahun lagi kan?" kataku "Bu.. bukannya kita juga masih harus berduka untuk Shizuku.."
"Berdukanya sudah cukup!" seru ayahku. Aku terkesiap.
"Berduka saja nggak akan mengubah apapun. Nggak akan memperbaiki nama keluarga Kogami!"
Lagi - lagi
"Kami sudah cukup menghargai saat terakhir Shizuku dengan membuatkan makam yang bagus untuknya" sahut ibuku.
"Tapi sekarang anggap saja semua itu sudah berlalu, lagipula.." ia melihat ke arah makam " Tidak ada piala ataupun medali atau penghargaan lain yang ditinggalkannya kan?"
"Ayah! Ibu!" kataku terkejut.
Tega sekali!
"Sudah, sebaiknya jangan coba - coba mengikuti jejak adikmu! Ini keputusan mutlak!" kata ayahku mengakhiri pembicaraan

Sejak saat itu hidupku berubah. Tidak lagi semangat belajar.
Tidak lagi semangat dalam mengerjakan apapun.
Keinginanku sudah hilang.
Aku hanya berjalan mengikuti arus
Memang akhirnya aku juga mengambil tes beasiswa itu, tapi akhirnya aku gagal karena nggak mengerjakan tes dengan niat.
Orangtuaku marah besar terhadapku tapi mereka nggak berbuat apa - apa mengingat akulah satu - satunya penerus keluarga mereka. Mereka hanya memberiku satu kesempatan lagi.
Untuk memperbaiki nama keluarga.

===

Sekarang, Pemakaman
Hatiku sakit sekali mendengar cerita Shin.
Aku nggak pernah memiliki saudara, tapi entah kenapa
Aku hanya membayangkan kehilangan Shin, dan bahkan sebelum itu terjadi, aku merasa nggak bisa melakukan apa -apa.
Aku ingin berkata itu bukan salahnya tapi.. aku nggak merasa aku bisa mengatakannya sekarang

"Kalau begitu, maukah kau menggantikan Shizuku menjadi saudaraku?.." Shin menatapku.
eh?
".. aku nggak bisa hidup tanpa seseorang yang menopang dan berdiri di sampingku"
Aku mengangguk dalam diam
"Diamlah sebentar" ia memelukku sekali lagi dan membenamkan wajahnya di bahuku.
Ia tidak menangis, tapi aku merasakan kesedihannya yang begitu dalam
Aku menepuk punggungnya
Semoga hujan tidak turun di saat kami tengah berpelukan seperti ini
Di saat ia meletakkan separuh bebannya di bahuku

Ada kalanya hujan tidak turun, betapapun gelapnya langit saat itu..


bersambung


No comments:

Post a Comment