== Welcome ==

This blog 's nothing but the author's thoughts and private life, composed into text.

WARNING

contains harsh words sometimes

Hi ^^

Please read the warning before proceed

This blog Contains:


35% Life rant
60% Fangirling
5% Getting upset and swearing

Well.. Life goes up and down, doesn't it? So be careful while reading the posts!

To Love the Imperfect (6) side B

===

Ada apa Shin? Kenapa kamu tiba - tiba merasa sakit? pikirku panik
Apa yang harus kulakukan? Berlari dan membantunya?
Tapi kalau begitu, gimana kalau dia berpikir aku membuntutinya dan berpikir macam - macam?
Tapi, melihat temanku kesakitan begitu apa aku harus diam saja?
Kalau bukan aku apa ada orang lain yang akan menolongnya?
Aku berlari ke arahnya.

"Shiin!!"
"Takuya.. kun?" ia lebih terlihat menderita daripada kaget.
"Kamu kenapa?" tanyaku seraya membungkuk di depannya.
Tiba - tiba ia merengkuh bahuku dan menarikku ke pelukannya.
Aku terkejut.
Ia memelukku erat sekali

"Shi..shin"
".."

Setelah beberapa detik, ia melonggarkan pelukannya.
Aku sedikit lega walau ia masih memelukku.
Terus terang aku merasa agak canggung dan detak jantungku lagi - lagi bertambah keras.
Kalau tubuh kami sedekat ini bisa - bisa detak jantungku bukan hanya terdengar tapi bisa dirasakan oleh Shin, pikirku panik.
Kumohon, semoga Shin tidak memperhatikanku

"Su.. sudah tenang?" tanyaku perlahan
"Shizu..ku"
"Ng?"
"Shizu.. maafkan aku" katanya sambil meremas seragamku
Mukanya pucat, dan tidak seperti biasanya, tangannya terasa dingin
Aku membiarkannya berbicara
"Kalau saja aku nggak sibuk belajar. Kalau saja aku nggak mengusirmu pergi. Kalau kamu nggak bermain ke luar rumah dan tertabrak truk."
Aku bodoh.
Bodoh.
Nggak berguna.
Biar aku saja yang mati!" ujarnya penuh penyesalan.
Tangannya mencengkram bajuku lebih kuat
"Shin.."
"Sekarang kamu nggak akan bisa memaafkanku kan? Aku tahu. Tidak apa - apa, itu bukan salahmu.
Salahku, semuanya salahku.
Bagaimana aku bisa hidup menanggung semua ini, aku nggak bisa menjalani 3 tahun belakangan ini dengan damai tanpamu.
Bagaimana.."
"Shin!" aku berkata lebih keras dan memegang kedua pipinya dengan tanganku.
Inilah pertama kalinya aku melihat wajah sedihnya tanpa terhalang kacamata.
Dan baru kali ini aku merasakan wajah Shin yang dingin dan pucat.
Perlahan - lahan cahaya berkilat di matanya
"Takuya kun"
"Shin! Itu bukan salahmu!"
"Kau tahu apa?!" teriaknya. "Shizu.. Shizuku meninggal gara - gara aku!"
"Dari yang kudengar itu bukan salahmu!"
"Kau bukan siapa - siapaku! Kau bahkan nggak bisa menggantikan adikku! Aku begitu menyayanginya!" katanya emosi.
"Tapi aku temanmu!" balasku.
Shin menunduk lemas.
"Kalau kau mau.." kataku lirih "Kau bisa cerita padaku"
Ia menatapku lama..

"Ini cerita yang panjang" ia menghela nafas "Maukah kau mendengarkan?"
"Tentu" kataku sambil melepaskan tanganku dari pipinya yang masih dingin. 
Kami kemudian duduk berhadapan di samping kuburan.

===

2 tahun lalu, Rumah Shin
"Shizuku! Sudah saatnya kamu belajar! Dari tadi yang kau lakukan menggambar terus! Contoh kakakmu! Dia sudah banyak meraihkan prestasi dan membanggakan orangtua!" 
Malam itu ayahku menegur keras Shizu yang saat itu duduk di kelas 1 SMP, 2 tingkat di bawahku.

Aku agak terganggu mendengar suara ayaku yang sampai ke lantai dua, padahal kuperingatkan jangan menggangguku.
Yah, asal tahu saja sebenarnya bukan mauku sampai seperti ini. Ini kan karena tuntutan keluarga Kogami supaya anak laki - laki sulung keluarga harus menyandang nama baik keluarga Kogami di depan masyarakat. Melelahkan, tapi aku harus bagaimana lagi.
Disuruh menguasai 3 bahasa, pengetahuan umum, ilmu eksak, bela diri, sampai teknik kaligrafi dan tata cara upacara minum teh. 
Dan semua harus sempurna.

Malam ini pun aku mempersiapkan diri belajar untuk menghadapi tes beasiswa SMA favorit no. 1 Prefektur Fukui. Aku akan berusaha.
Tapi lain denganku, adikku sama sekali tidak berminat dan kurang mampu di bidang akademi. Ia lebih menyukai pelajaran seni dan hal - hal yang berhubungan dengan itu.
Meskipun itu dinilai tidak ada harganya di mata keluarga Kogami.

"Apaan sih? Ayah dan Ibu sudah berbulan - bulan tidak pulang rumah dan kalian pulang hanya untuk memarahiku?! Mending kalian nggak usah pulang sekalian!" balas Shizuk sambil berlari ke kamarku.
"Hei! Mau kemana kamu anak kurang ajar! Kamu tidak pernah membanggakan nama keluarga.." teriakan ayahku tidak terdengar lagi di telinga Shizu

"Kakak, lihat! Tadi aku gambar ini di sekolah!"
Selembar kertas gambar A3 yang dilukis penuh ditunjukkan padaku. Lukisan koridor sebuah museum yang sangat megah dan sangat detail, jauh memanjang dan menghilang ke belakang. Namun koridor itu sangat sepi dan hanya terlihat 2 orang lelaki dan perempuan yang saling berdiri berlawanan dan mengamati karya di depan masing- masing.
"Indah, tapi kenapa hanya 2 orang di sana?"
"Itu kita, Kak!"
"Tidak dengan orangtua?"
"Karena mereka sering nggak ada bersama kita, buat apa kugambar?"
"Oh" kataku setengah nggak peduli, melanjutkan mengerjakan soal aljabar dan trigono.


"Kak!"
"Hm?"
"Gimana?"
"Bagus" kataku tanpa menoleh "tadi kan sudah kubilang"
"Sungguhan bagus?"
"Iya"
"Hanya bagus?"
Aku meletakkan pensilku dengan kesal dan berkata
"Tolong jangan ganggu aku sekarang, Shizuku. Aku sedang mengerjakan soal eksak yang membutuhkan ketelitian tinggi sekarang.
Kamu juga, gimana kalau kamu belajar sesekali? Bakatmu baik, tapi kamu juga harus punya modal akademik juga.."
"BERHENTI BERBICARA OMONG KOSONG SEPERTI AYAH DAN IBU SIALAN ITU"
Aku tersentak
"Hei.. Shizuku, tidakkah itu keterlaluan.."
"NAH KAN? KAKAK MULAI TERDENGAR SAMA SEPERTI MEREKA?
Padahal kupikir kakak satu - satunya orang yang mau mengakuiku, sekarang semua orang di rumah ini sudah.."
Brak
Ia membanting pintu kamarku dan berlari keluar
"Shizuka! Mau kemana kamu tengah malam begini?!" teriak ayahku.
"Shizu!"
Shizu terus berlari keluar tanpa memedulikan sekitarnya.
Sambil terus terisak dan berlinang air mata ia berniat kabur dari rumah
Sayangnya malam itu, di tikungan depan rumahku tiba - tiba berbelok truk yang dikendarai supir yang sedang mengantuk..
dan..
BRAAAK

Aku tak dapat melupakan insiden malam itu, dimana aku berlari keluar dan mendapati truk itu kabur, meninggalkan tubuh adikku tergeletak berlumuran darah di tengah jalan

"SHIZUKUUU!!!"

===

No comments:

Post a Comment