== Welcome ==

This blog 's nothing but the author's thoughts and private life, composed into text.

WARNING

contains harsh words sometimes

Hi ^^

Please read the warning before proceed

This blog Contains:


35% Life rant
60% Fangirling
5% Getting upset and swearing

Well.. Life goes up and down, doesn't it? So be careful while reading the posts!

Wednesday, September 14, 2016

Mati Rasa (2)

Nggak usah menyuruhku ke psikolog. Hell yeah aku udah tau. Aku udah search semua artikel yang sekiranya bisa membantu aku dengan depresi ini dan aku tau kebanyakan sudah menyarankan untuk langsung terapi sama psikolog atau psikiater. Sudah lama aku pingin melakukan itu. Aku bahkan udah menyusun jadwal pertemuan dan mau ngomong apa aja nanti. Yah untungnya di univ U ini ada jurusan psikologi yang berarti aku juga bisa konsultasi / konseling disana.

Tapi beberapa hari sebelum hari yang kutentukan aku merasa perasaanku sedikit kembali. Sempat senang karena bisa merasakan lagi, tiba2 presentasi hari senin menghajar aku tanpa ampun kayak ombak tsunami. Hancur lebur. Semua perasaan yang susah payah aku bangkitkan kembali langsung lenyap. Yang tersisa tinggal pikiran – pikiran sempitku yang mengurung aku sehingga aku nggak bisa lari. Semua cara udah kulakukan. Aku sudah berusaha mendoktrin diriku (ya aku memang orang yang cuek sebenarnya, tapi semua itu kulakukan supaya aku bisa melindungi diriku sendiri) aku berusaha supaya nggak terlalu tertekan dan hancur, tapi.. siapa yang bisa tahan kalo semua pekerjaan dan kerja keras selama 4 minggu berakhir dengan nilai 0? Siapa? Aku langsung kembali ke keadaan depresi dan stable state. Padahal dengan mati rasa ini aku masih bisa terlindungi dari rasa sakit, karena beneran, betul2 kosong jadi aku nggak terlalu merasa tersiksa. Gimana dengan temen2ku yang masih punya ‘perasaan’? Pasti mereka sakit sekali. Aku aja sempat tertusuk rasanya. Well itu wajar.


Aku baca di artikel, gejala depresi emotional numbness bisa disebabkan karena shock yang bener2 bikin penderita kacau misalnya kematian keluarga atau trauma yang mendadak muncul lagi. Hnmm.. apa aku memang mengalami hal yang begitu? Sejauh yang kuingat trauma terbesarku ada 2, nilai yang benar2 nggak bisa ditolong sekeras apapun aku berusaha (kelas 3 SMA, dan itu bener2 tekanan batin yang kuat karena dengan gengsiku juga aku menekan keras diriku yang citranya jatuh ini), dan pura2 berteman padahal aku ditinggal sendirian (semester 1). Apa ada pemicu yang bikin aku secara nggak sadar jadi menarik diri ke keadaan emotional numb gini? Mungkin, bisa jadi. Ada suatu hal yang sangat mengganggu dan menyakiti aku waktu evaluasi ospek tapi mereka nggak menyebutkan namaku, dan harusnya aku bisa mengabaikannya seperti biasa, tapi pada titik itu, aku tiba2 mengalami anhedonisme waktu nonton anime. Pertama kalinya aku menyadari ada yang salah dengan diriku, setelah sebelumnya sempat karaoke dengan teman2, padahal lagunya lengkap dan kami senang sekali sampe nyanyi loncat2 di sofa lol, tapi jujur, kosong banget. Aku jadi ngerasa rugi ngeluarin uang hari itu. Tapi itu belum seberapa. Hari dimana aku ulang eval dan nonton fukigen na mononokean (yang otpnya notabene adalah otp favoritku season ini) dan pas mau fangirlingan tiba2 rasanya perasaanku kayak ‘dinetralisir’ disitu aku merasa curiga


Mengganggu sekali. Sebenernya aku nggak masalah kalo mati rasa karena rasa sedihku jadi berkurang.. tapi rasa senangku juga jadi hilang. Padahal aku suka kalo rasa senang itu membuat perasaanku jadi lebih ringan, dan lagi itu otomatis! Aku nggak usah memaksa diriku tiba2 aku udah merasa dadaku hangat dan rasanya senang sekali. Tapi sekarang dipaksa bagaimanapun juga aku bener2 udah nggak ngerasain apapun. Memangnya apa yang ngebuat aku sampe jatuh dalam kondisi depresi kayak gini?

No comments:

Post a Comment