Nggak usah menyuruhku ke
psikolog. Hell yeah aku udah tau. Aku udah search semua artikel yang sekiranya
bisa membantu aku dengan depresi ini dan aku tau kebanyakan sudah menyarankan
untuk langsung terapi sama psikolog atau psikiater. Sudah lama aku pingin
melakukan itu. Aku bahkan udah menyusun jadwal pertemuan dan mau ngomong apa
aja nanti. Yah untungnya di univ U ini ada jurusan psikologi yang berarti aku
juga bisa konsultasi / konseling disana.
Tapi beberapa hari
sebelum hari yang kutentukan aku merasa perasaanku sedikit kembali. Sempat
senang karena bisa merasakan lagi, tiba2 presentasi hari senin menghajar aku
tanpa ampun kayak ombak tsunami. Hancur lebur. Semua perasaan yang susah payah
aku bangkitkan kembali langsung lenyap. Yang tersisa tinggal pikiran – pikiran
sempitku yang mengurung aku sehingga aku nggak bisa lari. Semua cara udah
kulakukan. Aku sudah berusaha mendoktrin diriku (ya aku memang orang yang cuek
sebenarnya, tapi semua itu kulakukan supaya aku bisa melindungi diriku sendiri)
aku berusaha supaya nggak terlalu tertekan dan hancur, tapi.. siapa yang bisa tahan
kalo semua pekerjaan dan kerja keras selama 4 minggu berakhir dengan nilai 0?
Siapa? Aku langsung kembali ke keadaan depresi dan stable state. Padahal dengan
mati rasa ini aku masih bisa terlindungi dari rasa sakit, karena beneran,
betul2 kosong jadi aku nggak terlalu merasa tersiksa. Gimana dengan temen2ku
yang masih punya ‘perasaan’? Pasti mereka sakit sekali. Aku aja sempat tertusuk
rasanya. Well itu wajar.
Aku baca di artikel,
gejala depresi emotional numbness bisa disebabkan karena shock yang bener2 bikin
penderita kacau misalnya kematian keluarga atau trauma yang mendadak muncul
lagi. Hnmm.. apa aku memang mengalami hal yang begitu? Sejauh yang kuingat
trauma terbesarku ada 2, nilai yang benar2 nggak bisa ditolong sekeras apapun
aku berusaha (kelas 3 SMA, dan itu bener2 tekanan batin yang kuat karena dengan
gengsiku juga aku menekan keras diriku yang citranya jatuh ini), dan pura2
berteman padahal aku ditinggal sendirian (semester 1). Apa ada pemicu yang
bikin aku secara nggak sadar jadi menarik diri ke keadaan emotional numb gini?
Mungkin, bisa jadi. Ada suatu hal yang sangat mengganggu dan menyakiti aku
waktu evaluasi ospek tapi mereka nggak menyebutkan namaku, dan harusnya aku
bisa mengabaikannya seperti biasa, tapi pada titik itu, aku tiba2 mengalami
anhedonisme waktu nonton anime. Pertama kalinya aku menyadari ada yang salah
dengan diriku, setelah sebelumnya sempat karaoke dengan teman2, padahal lagunya
lengkap dan kami senang sekali sampe nyanyi loncat2 di sofa lol, tapi jujur,
kosong banget. Aku jadi ngerasa rugi ngeluarin uang hari itu. Tapi itu belum
seberapa. Hari dimana aku ulang eval dan nonton fukigen na mononokean (yang
otpnya notabene adalah otp favoritku season ini) dan pas mau fangirlingan tiba2
rasanya perasaanku kayak ‘dinetralisir’ disitu aku merasa curiga
Mengganggu sekali. Sebenernya aku nggak masalah kalo mati rasa karena rasa
sedihku jadi berkurang.. tapi rasa senangku juga jadi hilang. Padahal aku suka
kalo rasa senang itu membuat perasaanku jadi lebih ringan, dan lagi itu
otomatis! Aku nggak usah memaksa diriku tiba2 aku udah merasa dadaku hangat dan
rasanya senang sekali. Tapi sekarang dipaksa bagaimanapun juga aku bener2 udah
nggak ngerasain apapun. Memangnya apa yang ngebuat aku sampe jatuh dalam
kondisi depresi kayak gini?
No comments:
Post a Comment