== Welcome ==

This blog 's nothing but the author's thoughts and private life, composed into text.

WARNING

contains harsh words sometimes

Hi ^^

Please read the warning before proceed

This blog Contains:


35% Life rant
60% Fangirling
5% Getting upset and swearing

Well.. Life goes up and down, doesn't it? So be careful while reading the posts!

Wednesday, September 14, 2016

Mati Rasa (4)

Meskipun orang2 di sekitarku sangat niat dan bersemangat, hal itu nggak tertular ke aku. Kena aja, nggak nembus. Aku seakan mengamati mereka berlari di depanku sambil terus menjauh. Aku nggak bisa merasakan panasnya semangat mereka. Aku belakangan jadi makin uring2an, banyak mengeluh malas dan menghela napas. Bahkan aku sempat berpikir kenapa mereka bisa sesemangat itu. Kenapa mereka itu bisa seoptimis itu.. apa menjadi optimis nggak sama aja dengan menjadi idealis?
Apa yang bisa didapat kalo misalnya udah berusaha sekeras mungkin tapi semuanya rusak begitu saja dalam sekejab? Yah yang ada hanya kehancuran mental yang amat sangat, kan? Dan aku nggak mau itu sampe terjadi padaku.

Sebaiknya aku memang pergi ke psikolog / psikater aja? Untuk sementara kayaknya nggak usah.
Setelah depresi yang ngehancurin aku berkali2 di awal semester 5 ini.. rasanya lebih baik kalo aku tetep menjaga emotional numbness ini supaya aku nggak terlalu merasa sakit. Kenapa terjadi emotional numbness? Perasaan kita ingin melindungi diri sendiri dari perasaan yang menyakitkan, atau kita sudah terlalu merasa lelah untuk merasakan sehingga mereka ‘mematikan’ diri sendiri. Emotional numbness yang kurasakan mungkin Cuma yang temporal, tapi ini bisa menjurus ke permanen.. aku sendiri nggak tahu. Akankah perasaanku kembali atau aku tetap kosong kayak gini sampai akhir aku nggak tahu akan jadi seperti apa nanti.  Tapi untuk sementara biar aja aku tetep puas dengan keadaan yang seakan2 nggak punya perasaan ini karena aku tau perasaan sedih lebih banyak dari perasaan senang jadi meski mengorbankan perasaan senang aku akan menjaga diriku sendiri dengan mengurangi perasaan sedih.

Sampai kapan? Ah.. depresi baru bisa hilang kalau tekanan / stressor yang menyebabkan depresi itu hilang / sudah teratasi. Jadi jawabannya ada 3 : sampai aku lulus fakultas sialan ini, aku amnesia, atau aku yah.. pulang ke atas.. Jadi untuk sementara aku akan tetap bertahan dengan keadaan ini.
Itu hukum alam kok. Bukannya mikroorganisme juga gitu. Di saat lingkungannya sangat nggak memungkinkan untuk hidup,dia menon aktifkan dirinya dan membentuk spora supaya dia bisa bertahan. Spora, mau diapakan juga dia nggak akan bergerak, nggak mengalami apapun, dan nggak akan hancur. Beda dengan kepompong. Sebagian orang mungkin merasa sekarang berada dalam kepompong supaya bisa menjadi lebih baik, tapi aku saat ini lagi berlindung dan bertahan dalam spora, entah sampai kapan. Semoga waktu lulus nanti aku nggak mati rasa permanen sehingga cuman bisa ketawa palsu waktu semua nyalamin aku di wisuda.

Apa ceritaku ini sedih..? Entahlah aku juga nggak tahu.. 

No comments:

Post a Comment