== Welcome ==

This blog 's nothing but the author's thoughts and private life, composed into text.

WARNING

contains harsh words sometimes

Hi ^^

Please read the warning before proceed

This blog Contains:


35% Life rant
60% Fangirling
5% Getting upset and swearing

Well.. Life goes up and down, doesn't it? So be careful while reading the posts!

Friday, September 4, 2015

That Lecturer, Her Menacing Aura



coba nulis pake bahasa resmi

.....
Pagi2 aku datang dan mengambil fotokopian dari San karena kami tahu di kelas sebelumnya, anak yang tidak membawa fotokopian disuruh berdiri di depan semua. Aku agak sial karena mendapat tempat duduk 2 baris dari depan, tapi masih lebih baik daripada duduk di baris terdepan .
Menit demi menit berlalu dan tiba2 seorang wanita melangkahkan kaki memasuki kelas. Ketukan irama dari sepatunya membahana memenuhi ruang kelas yang seketika terkesiap dan diam tak bergeming. Semua serasa tersedot oleh aura ibu dosen berambut sebahu dan wajah agak oriental yang khas yang tengah berjalan menuju depan kelas.

Sampai di depan kelas, wanita tersebut mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas sambil tetap tersenyum. Senyuman yang membuat bulu kuduk berdiri. Aku menaikkan jaket hitamku, berusaha menutupi kaos merahku yang tidak berkerah. Sepertinya akan susah kalau terlibat pelanggaran dengan ibu ini.

"Selamat pagi semua" ia membuka kelas dengan melemparkan pertanyaan - yang entah tulus atau sekadar basa - basi - yang anehnya malah membuat kami terpaku


"Bagaimana kabar kalian? Baik?"

"Baik" sahut kami

"Hmmm.... Oke, sudah baca materi termodinamika kemarin malam, yang sudah membaca silakan angkat tangan"

Kelas mendadak sunyi senyap

"Oh, tidak ada? Kalau begitu yang belum membaca angkat tangan"

Masih tidak ada yang berani bergerak

Wanita itu menghela napas dan menampakkan raut wajah kecewa. 'Guys, I really really love you. Really. Bagaimana perasaan kalian kalau kalian didiamkan saja seperti saya gini? Nggak ada yang memberi jawaban, saya jadi bingung sebenarnya kalian ini datang untuk apa'

Ia berjalan mendekati seseorang di samping tempat dudukku. Ari

"Siapa namamu?" ia bertanya

"Ari"

"I love you"

....
Seisi kelas terdiam. Entah bingung atau tak tahu apa yang sedang terjadi. Aku juga. Ari juga. Setelah bertatapan cukup lama, dosen itu berkata "Nah.. kenapa kamu tidak membalas saya? Saya menyatakan cinta sama kamu lo.. Saya kan jadi bingung akan diterima atau tidak. Masih mending kamu bilang 'Nggak bu, saya nggak mau sama ibu' atau 'Boleh Bu, ayo'. Nah kamu malah diam saja menatap saya...."

.... Apa - apaan dosen ini.....

"Kalian semua jangan takut dong. Saya tidak galak. Oh iya, siapa yang belum kenal saya?"

Tentu saja aku tahu. Dia sudah ramai diperbincangkan di antara para mahasiswa hampir di semua kelas. Ibu Krista. Siapa yang tidak kenal dia? Kami bahkan menggunakan namanya sebagai password email angkatan
Meski aku belum lihat wajahnya, tapi ada sesuatu yang mengganjal pikiranku....

"Saya Krista Avanjay (nama disamarkan demi kebaikan saya), dekan baru fakultas ini"

DEG
Dekan
dekan...
PANTAS SAJA!
wakil -wakil dekan yang kita ketahui saja auranya sudah tidak main - main, pantas orang ini....

"Saya bukannya jahat kok" katanya mengulangi pembelaannya dengan senyum tersungging "hanya saja saya tegas terhadap penegakan peraturan" matanya memandangi satu persatu mahasiswa serasa menelanjangi pikiran mereka "ya?"

Baru selesai ia berbicara, terdengar deritan pintu kelas dibuka di belakang kami. Sontak semua menoleh. Menoleh pada pelaku yang berani menginterupsi sambutan pembuka Bu Krista tanpa sadar apa yang ia sendiri lakukan. Shin melongokkan kepalanya sedikit

"Wah wah.. " kata Bu Krista. Aku yang sedari tadi hanya menatap lembaran fotokopian di atas mejaku mengalihkan pandangan pada wanita yang berkacak pinggang tersebut, lalu pada temanku di balik pintu kaca hitam kelas. "rupanya ada yang terlambat....Ingat apa yang sudah disepakati pada kontrak 2 minggu lalu? Apakah boleh ada keterlambatan?"

Aku ingat. 2 minggu lalu saat bapak Adi memberitahu kalau toleransi keterlambatan di kelas ini dihapus karena tidak ada manfaatnya...

"Tidaak" sahut semuanya kompak

"Kalau begitu.. anda tidak usah mengikuti kelas. Silakan diluar" kata Ibu Krista dengan senyum seraya memperhatikan Shin yang menutup pintu kelas perlahan sambil permisi.
Aku memperhatikannya
Orang ini.. Yandere??

Tapi kecantikannya itu... dan juga auranya..
apa - apaan?
Apa dia benar hanya... dosen??

Ia kembali lagi pada topik sebelumnya "apa ada yang membawa buku Sinko seperti yang sudah disyaratkan di kontrak perkuliahan sebelumnya? Yang membawa silakan angkat tangan"

Sepi. Aku tahu pasti tidak ada yang bela - belain mencari buku referensi itu untuk dibawa atau sekedar difotokopi.

"Tidak ada? Kalau begitu, yang membawa buku merah karangan Martin yang sudah ditranslate?"

Beberapa dari mereka mengangkat tangan

"Tetap angkat tangan kalian. Selanjutnya, yang hari ini membawa handout?"
Aku dan teman - temanku mengangkat tangan ragu

"Kalian juga tetap angkat tangan kalian, sisanya... " ia menunjuk sisi depan kelas "silakan ke depan kelas"

Aku menelan ludah. Inikah yang kemarin kusaksikan di kelas sebelumnya? Semua anak tegang sambil berdiri di depan kelas layaknya pelaku kriminal yang hendak diadili.

17 Orang telah berbaris di depan. Ibu Krista menoleh pada Chifa di belakangku dan berkata "Foto mereka semua, ini bukti orang - orang yang tidak niat belajar disini"

Chifa menurut dan memotret mereka satu per satu.

"Duh kalian ini... cowok yang di barisan depan semua kan? Haah kok ngga ada seksi2nya..." kata Ibu Krista dengan nada yang dibuat kesal "Kalau ingin jadi cowok seksi sebaiknya, satu, terlihat pintar! Kalian buku saja nggak bawa, minimal pakai kacamata deh. Kedua, memang pintar beneran"

Mataku memandangi cowok - cowok di depan itu satu per satu. Yah, memang nggak ada yang seksi, mau diapain lagi.

"Kalian yang di depan" katanya membelakangi seisi kelas "apa yang kalian ketahui tentang termodinamika?"

Senyumannya malah mendorong untuk panik dan sebisa mungkin menjawab agar segera lepas dari auranya yang mencekam

Seorang mahasiswa mengangkat tangan dan menjawab pertanyan tersebut dengan hukum I termodinamika. Muka Bu Krista tersenyum puas

"No. 14" katanya "Siapa namamu?"

"Gin" (disamarkan karena dia ga sengaja punya natural perm yang sama kayak suamiku tapi bukan berarti dia bisa sok kegantengan karena dia masih surga dan pupuk komposnya neraka sama Gin san)

"No.14 sudah berubah nama jadi Gin. Sekarang Gin, kau boleh duduk"

Gin duduk sambil menghela napas. Pandangan kami masih teralih pada sebarisan 'narapidana' di depan yang terlabeli dengan nomor. Mereka harus menjawab pertanyaan yang dilontarkan dosen ini agar nama mereka kembali dan mereka bisa bebas

"Lalu, bagaimana terapan biologisnya?"

Mereka masih terdiam

"Wah... kalau tidak ada yang menjawab, kalian akan tetap berdiri disini 2 jam sampai nanti kelas selesai lo.. mau?" tanyanya lagi, kembali dengan senyum itu.

Dalam hati aku berharap agar aku bisa segera terlepas dari ketegangan di kelas ini.....

No comments:

Post a Comment