== Welcome ==

This blog 's nothing but the author's thoughts and private life, composed into text.

WARNING

contains harsh words sometimes

Hi ^^

Please read the warning before proceed

This blog Contains:


35% Life rant
60% Fangirling
5% Getting upset and swearing

Well.. Life goes up and down, doesn't it? So be careful while reading the posts!

Friday, October 7, 2016

Vincent Batuk


Vincent datang mengunjungi rumah sakit tempat aku bekerja dan aku senang sekali kedatangan teman baikku yang lama tidak kutemui sejak S1. Tapi seperti biasa kedatangan vincent diiringi tatapan menusuk (apa cuma perasaanku?) dari dokter rekanku - Kurokawa sensei

"Halo Reikii, Kurokawa sensei. Ini kubawakan oleh - oleh dari pasienku"

Dasar psikolog tampan. Dengan senyum seksi, rambut yang dipangkas dan ditata ala model, wajah campuran eropa-asia, lesung pipi, dan deretan gigi rapi itu, tentu saja para pasiennya akan tergoda! Ah ya ditambah wangi parfum yang begitu maskulin dan atraktif itu. Dan cara berpakaiannya itu, bahu bidangnya

Tidakkah kau terlalu sempurna untuk jadi psikolog? Kau itu psikolog atau host? #dilempar

Dan..

Kenapa aku memikirkan hal yang seperti paragraf di atas? #menepis pikiran 

"Huaa Mr. psikolog handal kita datang" seruku menyambutnya gembira "terima kasiih Vincentt"

"Sama - sama.. Uhuk uhuk" dia terbatuk2 lalu berdeham membersihkan kerongkongannya

"Vincent.. kamu batuk? Sudah berapa lama?" yah aku yang punya dasar seorang care giver dan berprofesi sebagai apoteker yang semestinya membagi perhatian dan pelayanan pada sesama ini langsung tanpa sadar melakukan patient assessment.

"Ah.. tidak apa - apa, baru 3 hari.."

"Apa sangat mengganggu sampai bikin tenggorokan sakit dan mengganggu pekerjaan?"

"Ah.. iya cukup mengganggu, tapi tidak apa-"

"Batuknya batuk kering atau berdahak? Kalau batuk kering.... Vincent kau minum Capr*l? (samaran nama merek lol) kalau iya bisa jadi itu efek sampingnya. Aduuh pasien yang minum obat itu dan jadi batuk - batuk memang banyak sekali-"

"Hei Akiha" 

Aku melirik pada dokter yang tiba - tiba menyela patient assessment dadakanku dengan teman sarjana kesayanganku ini

"Bukannya bermaksud menyela, tenanglah dulu. Kau kan harus merumuskan masalahnya dulu baik - baik.. tak usah panik begitu" ia berhenti sebentar menyeruput kopi di cangkirnya "lagipula tidak mungkin di umur segini Vincent menderita hipertensi, bodoh"

Auch. Menyebut seorang tenaga kesehatan 'bodoh' itu tidak baik

"Yah sensei" balasku "tidak mustahil kan, jaman sekarang, hipertensi sudah muncul sejak umur 20 an.. lebih baik mencegah daripada mengobati kan?
Dan jangan minum kopi lebih dari 1 gelas sehari kalau tidak mau migraine atau sakit maag"

Kurokawa san membuat ekspresi -_- lalu memegang keningnya yang aku yakin sedang tidak terkena sakit kepala tipe tension apalagi migraine

"Si Vincent itu rajin berolahraga dan makan - makanan bergizi,. tentu saja tekanan darahnya normal. Tidak seperti seseorang yang hobinya makan ramen instan melulu"

"No comment" kataku. Jangan sebar aibku di depan Vincent dong

Vincent tertawa mendengar pembicaraan kami yang sebenarnya tidak terlalu penting, tapi menurut dia lucu "ahaha.. tidak apa, Reiki. Cuma batuk berdahak biasa. Tapi.. dahaknya susah sekali dikeluarkan" katanya sambil berusaha membersihkan tenggorokannya lagi

"Tidak ada demam, sesak, berkeringat di malam hari, atau hal - hal serius kan?"aku melanjutkan assessmentku

"Tidak kok"

"Haha syukurlah" kataku "karena kalau terdapat warning symptomps, aku tidak bisa menangani dan memberimu swamedikasi, aku harus merujukmu-"

"Reiki, kau menggunakan jargon medis terlalu banyak"

"-eh iya. Kau harus menemui dokter, dengan kata lain cowok ini" aku mengarahkan bola mataku ke Kurokawa san.

Aku lalu memberinya obat batuk yang tentunya mengandung ekspektoran dan campuran lainnya dengan perhitungan dosis yang selazim2nya dan sewajar2nya untuk batuknya

"Haha kalau begitu ini oleh - oleh dariku"

"Eh.. wah makasih" ia terlihat senang. Sekarang dahak kurang ajar yang menghantui tenggorokannya dan merenggut suara seksi eh suara berkarakter ala psikolognya untuk berkonseling dapat dicounter "aku harus bayar berapa?" (blak2an sekali, toh teman haha)

"Itu aku yang bayar hahaha.. impas ya, kau kan sudah bawakan aku oleh2"

===

Setelah asyik berbincang - bincang karena tidak ada pasien yang harus kami tangani, Vincent akhirnya pulang.

"Seperti biasa kau sangat perhatian ya" kata Kurokawa san sambil tersenyum tulus padaku

Aku terpaku. Senyuman yang tulus dan jarang itu terasa begitu manis dan membuat rupanya sangat elok. Meski tak memiliki perawakan dan rupa seelit Vincent, namun cukup membuat pipiku panas dan jantungku lagi - lagi berdegup..

"Memang harusnya begitu kan" balasku

Ah sial!

Kalau terus bersama dia lama - lama tekanan darahku bisa naik sungguhan karena harus memompa jantung dengan kuat terus - terusan. Beri aku Capr*l!

No comments:

Post a Comment