== Welcome ==

This blog 's nothing but the author's thoughts and private life, composed into text.

WARNING

contains harsh words sometimes

Hi ^^

Please read the warning before proceed

This blog Contains:


35% Life rant
60% Fangirling
5% Getting upset and swearing

Well.. Life goes up and down, doesn't it? So be careful while reading the posts!

Tuesday, August 27, 2013

Lelaki di Balik Pintu

"Satu, dua, tiga, Rose berjalan
Empat, lima, enam, terus berjalan
Tujuh, delapan, sembilan, berhenti berjalan
Sepuluh, mati tak bernapas"

Sesuatu berdengung di telingaku.
Aku membuka perlahan mataku dan menemui kegelapan seisi kamarku. Di sini sudah jam sepuluh malam rupanya. Kenapa tiba - tiba aku terbangun jam segini?
Apa karena sesuatu yang berbisik itu tadi? Bukankah itu hanya mimpi?

Tapi..
Aku merasa bisikan pantun mengerikan itu nyata
Samar - samar terdengar melalui kamar sebelah



"Tsu chan"
Ama chan, batinku menyadari seseorang yang memanggil namaku dari balik pintu. Aku melangkah mendekati pintu dan membukanya.

"Tsu chan" Ama chan melongokkan kepalanya dari balik pintu "penghuni kamar sebelah baru saja datang"
Kamar 414.. hmm, seperti apa kira - kira orangnya, pikirku. Tentu kita nggak bisa mengira - ngira penampilan orang dari nomor kamarnya kan?
"Tapi dia sangat pendiam. Aku nggak menangani administrasinya, hanya berpapasan saja. Sepertinya dia nggak enak badan karena tadi kusapa nggak menjawab" katanya bersimpati
"Atau mungkin dia canggung pada orang nggak dikenal" tambahku.
Ama chan memandang ke arah kamarku
"Kamu sudah mau tidur? Kalau begitu maaf mengganggu ya. Sampai besok"
"Eh, ah iya, aku kelelahan. Sampai besok juga, Ama chan"

Aku sedang berjalan di lantai 4 lorong apartemenku, hendak menghampiri kamarku ketika sekumpulan orang berlari melewatiku.
Siapa mereka?
Kenapa mereka melewatiku seolah aku nggak ada?
Aku hanya terdiam menyaksikan mereka
Tiba - tiba aku menyadari sesuatu. Mereka bukan hanya sekumpulan orang biasa. Mereka membawa obor dan pisau!
Apa yang terjadi?!

Suasana terasa sesak.
Asap memenuhi seisi lorong
Aneh, kenapa pemadam kebakaran otomatis tidak bekerja?
Aku berlari menghampiri orang orang. Mereka berkerumun di depan pintu sebuah kamar, mencoba mendobraknya.
Beberapa berteriak "Bunuh dia! Bunuh si penyihir itu! Bunuh"
Teriakan itu berkumandang makin keras

Entah kenapa tiba  tiba pandanganku tertuju pada seseorang berjubah gelap di balik pintu.
Ia meringkuk ketakutan seraya mendekap tubuhnya yang gemetar..

Aku terbangun secepat kilat.
Mimpi buruk? Tapi terasa begitu nyata..
Kugosok mataku untuk mengenyahkan perasaan itu dan pergi ke sekolah

Kuceritakan mimpiku pada Yue dan Ama-chan.
Di luar dugaan, Yue tiba - tiba terlihat pucat
Kemudian ia berkata serius pada kami
"Malam 413" katanya "adalah malam paling misterius dan paling tidak jelas yang pernah diceritakan publik"
Kami mendengarkannya dengan seksama
"Pada malam itu sekupulan massa menyerang penghuni kamar nomor 413 di sebuah apartemen. Esoknya yang ditemukan di kamar itu hanyalah dua potong tangan yang setengah hangus, diduga itu adalah tangan pemilik kamar itu. Berita lengkapnya tentu dirahasiakan publik"

Suasana mencekam
Aku tersentak.
Ini.. aku baru ingat kemarin, kumpulan masa itu berhenti di depan kamar nomor 413
413?
Tapi seingatku di apartemen itu nggak ada kamar nomor segitu.
Yang ada hanya nomor 412 kemudian 414.
Berarti kamar itu.. nggak ada?
Atau berada di apartemen yang lain?
Aku belum bisa lega dulu

"Tsu, Ama, berhati - hatilah" kata Yue
"Yue, kau berlebihan. Di apartemen kami nggak ada kamar nomor 413" ujarku
"Mungkin, dia kembali" Yue bergumam pada dirinya sendiri dan membuat kami makin takut.

Adegan adegan perusakan kamar dan hal - hal yang menakutkan kembali melintas di mimpiku malam itu. Juga sesuatu yang paling kutakutkan terjadi
Dalam mimpiku, beberapa hari setelah kejadian itu pemilik apartemen menghilangkan nomor 413 dan mengganti semua nomor apartemen di lantai empat. Ia kemudian menyegel kamar nomor 414 dan tidak mengijinkan seseorang menempati kamar tersebut.
Mendadak aku melihat wajah pria yang setengah tertutup kerudung di balik kamar tersebut
Wajah yang tersenyum dingin dalam kegelapan
Aku langsung terbangun dan berlari mencari kamar Ama chan dan menetap di kamarnya sampai aku bisa sedikit melupakan mimpi itu.

===

6 hari setelah itu aku mendengar sesuatu dari kamarku
"AAHH!! TO.. TOLONNGG!!" 
Ama chan??!
"TSU CHAN! SESEORANG! TOLONG AKU"
Aku harus menolong Ama chan!

Ap?!

Tubuhku tidak bisa bergerak?
Kenapa di saat seperti ini?
Jangan - jangan, aku..
berada dalam mimpi?!

Tiba - tiba aku bisa melihat sosok Ama chan yang berlari menuruni tangga apartemen. Sekitar 10 meter di belakangnya terlihat sesosok lelaki dengan jubah hitam yang berjalan mengikutinya
Hentikan! Ama chan nggak ada hubungannya denganmu! Apa yang akan kau lakukan? pikirku panik
Sekonyong - konyong aku dapat mendengar bisikan terucap dari bibirnya
Bisikan menakutkan waktu itu
"Satu, dua, tiga, Rose berlari"
Aargh.. hentikan..!
"Empat, lima, enam, terus berlari"
Ti.. tidaak!! Ama chan!
Jangan..!!
Apa yang kau lakukan??

Ama chan menaiki balkon yang membatasi ruang tamu lantai 3
Apa kau akan meloncat??! Kenapa? Sadarlah!!
Sesaat aku menyadari ada tali yang diikatkan di lehernya
Tali itu terus ditarik dari atas
Jadi kalau dia berhenti berlari, dia akan terseret dan tercekik?
Tapi sama saja kalau begini! Berlari pun pada akhirnya dia juga akan mati!
I.. ini keterlaluan!!
"Tujuh, delapan, sembilan, berhenti berlari"
Jangaaan..!!
Kenapa aku nggak bisa bergerak??

Ama chan menoleh ke kiri dan ke kanan
Wajahnya pucat dan ia gemetar
Akhirnya ia berbalik menghadapku lalu menggumamkan sesuatu yang tak terdengar dari bibirnya.
Air matanya mengalir
Kemudian ia meloncati balkon.

AAAAAHHH!!!!
Aku berteriak
Entah kenapa aku merasa tubuhku terlepas dan aku langsung melongok ke bawah balkon
Di sana Ama chan meronta- ronta sambil memegangi lehernya
Kemudian kepalanya terkulai dan tangannya terjatuh di samping tubuhnya

Perlahan tali itu masih terus naik dengan perlahan, membawa mayat Ama chan makin mendekat ke arahku.
Saat tubuhnya terangkat ke depanku, aku tahu apa yang tadi ia ucapkan
"Sepuluh, mati tak bernapas"
Suara di belakangku menggema seakan membekukan punggungku

"Ia kembali untuk balas dendam", pesan terakhir Ama chan
"Berhati - hatilah" suara Yue kembali menggema dalam kepalaku

Dicekam rasa takut yang luar biasa, aku memberanikan diri melihat melalui bahuku.
Lelaki berjubah itu terus berjalan tanpa menghiraukanku dan berjalan kembali ke kamarnya, menutup pintu

Saat itulah aku kembali terbangun dan membenci semua mimpi yang muncul di kepalaku
Kenapa aku selalu hanya bisa menyaksikan ini lewat mimpi?
Aku menangis, menutupi mukaku dengan kedua tanganku yang dingin
Aku takut.

Aku nggak ingin tahu apa ini kenyataan, apa Ama chan sudah benar - benar tidak ada di sini.
Aku bahkan takut untuk keluar dan membuktikan hal yang sebenarnya

Kenapa kau datang ke sini?
Kenapa kau mengganggu kami?
Kenapa kau membalas dendam pada orang yang tidak ada sangkut pautnya
Kenapa kau bisa menetap di sini, di sebelah kamarku, di kamar 414 yang seharusnya ditutup untuk selamanya?
Aku menenangkan diriku dengan sia - sia

Samar samar aku teringat wajah lelaki yang dingin dan tertutup kegelapan dari mimpiku itu.
Tersenyum sambil mengarahkan telunjuknya padaku.
Jantungku seolah berhenti
Aku memutuskan nggak akan keluar kamar lagi.
Mungkin sampai tahun depan, 10 tahun depan, atau sampai salah satu dari kita tiada.
Aku takut, takut, takut
Karena berikutnya..
mungkin aku yang akan....

No comments:

Post a Comment