== Welcome ==

This blog 's nothing but the author's thoughts and private life, composed into text.

WARNING

contains harsh words sometimes

Hi ^^

Please read the warning before proceed

This blog Contains:


35% Life rant
60% Fangirling
5% Getting upset and swearing

Well.. Life goes up and down, doesn't it? So be careful while reading the posts!

Thursday, August 7, 2014

Hahahah ini yang terakhir deh

Tadi mau bikin fanfiction baru yang khusus indo tapi masih stuck di email eyalah pake inggris itu lebih enak tapi rempong, lama

oke satu lagi, selagi menunggu email orzorz kok lama
no BL~ tapi memang terlihat seperti BL~




Cuaca benar - benar cerah seperti biasa. Hiroshi melangkah sambil bernyanyi - nyanyi kecil menuju rumah Handa sensei sambil sesekali menyapa beberapa warga yang lewat. Ia membawa masakan yang dibuatkan ibunya untuk Handa sampai ke pekarangan depan rumah ahli kaligrafi tersebut.

"Sensei" Hiroshi memanggil Handa dari luar "aku bawakan makanan dari ibu..."
siiinggg
Lama tak mendapati respon apapun Hiroshi mendekati pintu dan membukanya perlahan
"Ya ampuun senseii!!!"
Di tengah puluhan lembar kertas yang berserakkan di lantai, terbaring Handa sensei dengan rohnya yang setengah melayang.
"Aaah sensei pasti bekerja berlebihan lagi ya. Bangun sensei" Hiroshi menepuk - nepuk pipi sensei "aduh susah sekali bangunnya, sensei kau ini pingsan karena kerja berlebihan dan kelaparan kan? Karena itu sensei harus ma.."

Hap

"Unnn enyaaak" terdengar suara setengah bergumam dari Handa.
"Aaaah tangankuu! Sensei jangan makan tanganku hoii" Hiroshi menebas kepala Handa tanpa enggan
"Uaa! Aku bermimpi makan ikan yang besar dan enak sekali tapi ternyata itu tanganmu ya" kata Handa, masih terkapar
"Itu karena sensei sudah lama belum makan! Ini aku bawakan makanan, makan yang benar ya" Hiroshi menyodorkan mangkuk champonnya.

Handa memandang pemuda berambut kuning di depannya

"Ah terima kasih ya Hiroshi" ia tampak terharu dan kemudian mengalihkan pandangannya pada semangkuk champon yang dibungkus rapi di depannya.
"..."
"? Ada apa sensei?"
"Itu.. aku.." Handa tampak tidak yakin mengatakannya "terlalu lemah sampai bangun saja susah.. apalagi makan"
"Haaa?" Hiroshi terbelalak tak percaya "ya ampun.. ya sudah mau gimana lagi. Biar kubantu sensei"

Ia mendudukkan Handa dan membantunya bersandar pada tembok. Kemudian ia baru teringat

"Ah, sensei tidak bisa makan sendiri ya.. aduh tapi masa aku harus menyuapi.."

Kruuukk

Handa langsung menoleh ke arah perutnya yang jadi sumber suara memalukan itu sementara Hiroshi menghela nafas perlahan.

"Ya apa boleh buat, kemarikan sumpitnya" ia mengambil champon itu sedikit dan menyodorkannya ke depan mulut Handa

"Buka mulutnya Sensei"

Sang ahli kaligrafi yang kelaparan setengah hidup itu terlihat tak yakin, namun akhirnya menerima suapan itu.

"Waah enak seperti biasa" katanya.

"Dasar" sergah Hiroshi sambil mengambil suapan berikutnya "sensei, kau harus memperhatikan tubuhmu sendiri dong"

Sang sensei terlihat berpikir sejenak "tapi lebih enak kalau diperhatikan oleh orang lain"

"Kau masih mau kubantu makan ini atau tidak sih, Sensei?" potong Hiroshi bete.

No comments:

Post a Comment